Malang Kota – Universitas Bhinneka Nusantara (UBHINUS) bertransformasi untuk memberikan dampak yang lebih luas kepada bangsa dan negara yang berawal dari Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI). Transformasi ini bukan sekadar perubahan nama, tetapi juga langkah maju untuk membawa pendidikan tinggi ke level yang lebih tinggi, sembari tetap menjaga nilai-nilai yang telah menunjukkan kiprah dan kontribusinya di tingkat nasional. Kali ini, Rina Nurfitri, S.Pd., M.Pd., dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual UBHINUS, dipercaya menjadi juri Lomba Fotografi dalam ajang Kompetisi Nasional Seni Rupa 2025 yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang (UM) pada 31 Oktober 2025.

Kegiatan bergengsi yang digelar secara nasional ini menghadirkan berbagai kategori seni rupa, termasuk fotografi, sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengekspresikan ide dan kreativitas visual mereka. Dosen UBHINUS tersebut terlibat sebagai salah satu dewan juri bersama dua juri lainnya yang berasal dari kalangan akademisi UM dan praktisi profesional di bidang fotografi. Penunjukan ini menjadi bentuk pengakuan atas kompetensi dan dedikasi Rina Nurfitri dalam bidang fotografi dan media rekam.

Dalam wawancara, dosen UBHINUS tersebut menjelaskan bahwa proses keterlibatannya dimulai dari seleksi administrasi dan kurasi yang dilakukan oleh panitia penyelenggara. “Saya diminta untuk mengirimkan CV, dan ternyata nama saya dinominasikan oleh salah satu pihak panitia berdasarkan pengalaman mengajar, publikasi jurnal, serta keahlian mendalam di bidang teknik fotografi dan media rekam,” ungkapnya. Narasumber juga menambahkan bahwa panitia mempertimbangkan aspek independensi dan profesionalisme dalam menentukan dewan juri agar hasil penilaian kompetisi berjalan objektif dan kredibel.

Kompetisi Nasional Seni Rupa 2025 mengusung konsep “Seni untuk Perubahan: Menggugah Kesadaran Melalui Karya Visual” dengan tema lomba fotografi “Jejak Kehidupan: Merekam Interaksi Manusia dalam Menghadapi Tantangan Zaman.” Tema ini mengajak peserta untuk melihat kehidupan melalui lensa fotografi sebagai medium refleksi sosial dan estetika. Karya-karya yang masuk dinilai berdasarkan tiga aspek utama, yakni kesesuaian ide dengan tema (30%), pengelolaan elemen visual dan estetika (50%), serta penguasaan teknik fotografi (20%).

Dosen berprestasi UBHINUS ini juga menyampaikan bahwa tantangan terbesar dalam proses penjurian adalah menemukan keseimbangan antara teknik dan konsep. “Banyak karya yang secara teknis sangat baik—komposisi, pencahayaan, hingga editing-nya luar biasa—namun kurang kuat dari sisi konsep dan orisinalitas. Ada juga yang memiliki ide brilian, tapi tidak sesuai dengan persyaratan administratif sehingga tidak bisa lolos tahap seleksi,” jelasnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa penguasaan teknis perlu diimbangi dengan kekuatan narasi dan pesan yang ingin disampaikan melalui karya.

Lebih lanjut, narasumber menjelaskan bahwa kompetisi seperti ini berperan penting dalam mendorong inovasi, meningkatkan standar kualitas, serta memperluas jejaring seniman muda di Indonesia. “Ajang nasional seperti ini menjadi katalisator munculnya ide-ide baru. Mahasiswa dan fotografer muda ditantang untuk melampaui kebiasaan dengan menghasilkan karya yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki makna dan daya kritis,” tuturnya. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah penting untuk menemukan talenta baru dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari luar Pulau Jawa dan Papua yang turut berpartisipasi.

Sebagai akademisi, dosen UBHINUS tersebut menilai bahwa keikutsertaan dalam kompetisi nasional juga dapat menjadi sarana pembelajaran lintas kampus. UBHINUS melalui dosen-dosennya terus berupaya memperkuat kontribusi akademik di tingkat nasional dan internasional, salah satunya dengan terlibat aktif dalam kegiatan profesional seperti ini. Hal ini selaras dengan semangat UBHINUS untuk membangun reputasi akademik yang unggul dan berdaya saing global.

Menutup wawancara, Rina Nurfitri berpesan kepada para peserta dan generasi muda agar terus mengasah kepekaan visual dan keberanian berkreasi. “Fotografi bukan hanya sekadar menekan tombol kamera. Ia adalah cara kita menulis cerita lewat cahaya. Asah terus kemampuan teknis, tapi jangan lupakan kedalaman emosi dan narasi. Jadikan setiap karya sebagai refleksi diri dan sumbangan visual bagi Indonesia,” pesannya.

Kehadiran Rina Nurfitri, S.Pd., M.Pd. sebagai juri dalam ajang nasional yang berlangsung pada 31 Oktober 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa sivitas akademika UBHINUS tidak hanya berkontribusi di ruang kelas, tetapi juga aktif berperan dalam pengembangan dunia seni dan pendidikan nasional.

Bersama UBHINUS, jadilah bagian dari generasi inovator yang siap menghadapi tantangan teknologi masa depan! Sebagai perguruan tinggi yang fokus pada teknologi, UBHINUS menyediakan lingkungan kreatif dan inovatif untuk mengembangkan kompetensi Anda. Dengan dukungan fasilitas modern dan bimbingan dari para ahli, UBHINUS berkomitmen mencetak lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global. Jangan lewatkan kesempatan ini penerimaan mahasiswa baru T.A. 2026/2027 telah dibuka! Daftar sekarang di pmb.ubhinus.ac.id dan dapatkan cashback 60% Uang Pangkal. Jadilah bagian dari UBHINUS sekarang www.pmb.ubhinus.ac.id.

Leave A Comment